Danugrahi Handayani Emas
Alm .TGH. Abdurrahman Idris (Tuan Imam)
Edisi 125, Tgl, 1-15 Mei 2006 BIDIK Mata Hati Rakyat NTB
Dikalangan
ummat Islam, Alm dikenal sebagai seorang ulama yang teguh dalam pendirian dan
Prinsip. Kalau persoalan sudah menyangkut prinsip maka ia berdiri atasnya.
Teguh dan kokoh atas yang diyakininya.
Perlu
masa yang panjang untuk dapat melahirkan ulama seperti TGH. Abdurrahman Idris
(Tuan Imam). Kepergiannya untuk menghadap Ilahi Rabbi 14 tahun yang telah lalu
tepatnya 14 Juli 1991 menerbitkan rasa haru mendalam.
Ulama
besar yang lahir 1 Agustus 1910 dari keluarga petani yang ta’at menjalankan
ajaran Islam. Sepanjang hidupnya dihabiskan untuk berkhidmat di tengah ummat.
Sampai Allah memanggilnya,
Tuan Imam masih memegang peranan penting di dunia pendidikan yang dirintisnya.
Perjalanan
panjang ulama besar yang juga tokoh pendiri lembaga pendidikan Darul Hikmah
sekaligus sebagai pendidik para kader ulama ini, bukan saja di daerah
kelahiranya di Bima akan tetapi ia juga sebagai
tenaga mengajar di Masjidil Haram Makkah. Selama berada di tanah Arab
Makkah Al Mukarramah, Tuan Imam diberikan tugas untuk mengajar ratusan murid.
Salah satu muridnya oleh kerajaan Arab Saudi di tugaskan sebagai Duta Besar di
Indonesia Syekh Muhammad Said Abeherawi.
Ketika H. Munawir Sadjali menjadi Meteri Agama Pada tahun 1938 – 1941 Tuan
Imam dipercayakan oleh pemerintah Arab Saudi sebagai pengajar di Masjidil Haram
di Mekkah dengan sarat penugasan yang ditanda tangani oleh Raisul Qudha Syekh Abdullah bin Hasan. Surat penugasan No. 65 tgl,
29 Sya’ban 1357 H.
Pada
kesempatan yang sama TGH. Abdurrahman Idris juga di tugaskan sebagai pengajar
pada Darul Ulum Addiniyah Makkah Al Mukarramah tahun 1938 – 1941 dengan surat
penungasan oleh Directur Darul Ulum Addiniyah tahun 1960 H bertempatan dengan
12 Januari 1938.
Setelah
sekian lama di Mekkah, Alm TGH. Abdurrahman Idris (Tuan Imam) kembali ketanah
leluhurnya di Bima Kembalinya seorang Ulama besar Bima ini atas permintaan Raja
Bima Waktu itu Sri Sultan Muhammad Salahuddin.
Oleh
Raja Bima, Alm diberi tugas sebagai pengajar Darul Ulum Bima tahun 1942 dengan Bisluit (SK, sekarang) Sri Sultan Bima
nomor : 2/7/1944. Pada saat yang bersamaan Alm. TGH. Abdurrahman Idris
ditugaskan pula Sri Sultan Bima sebagai Imam Kerajaan Bima sekaligus merangkap
sebagai Ketua Badan Hukum Syara’ Kerajaan Bima pada tahun 1945 – 1952 dengan
Bisluit Sri Sultan Bima nomor : 12/1946 tgl, 14 Februari 1946.
Disamping
itu Alm juga oleh Raja Bima ditugaskan sebagai Dewan Pemerintah sebagai
penasehat hukum agama Islam dengan Bisluit kerajaan Bima Dompu nomor : 13/1947
tgl, 18 Februari 1957. Pada tahun 1946, ketika gejolak perang, Alm.
Dipercayakan oleh Sri Sultan Bima Muhammad Salahuddin untuk memimpin do’a
keselamatan bagi Republik Indonesia pada upacara pernyataan berdiri dibelakang
Republik Indonesia yang dilaksanakan di lapangan Pahlawan raba.
dengan
dipelopori oleh Dokter Sujimun Kemudian pada tahun 1950 – 1954 dipercayakan
sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Sawpraja Bima nomor 27/1950 tgl 3 April
1950.
Almarhum
juga pernah menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Islam TK I NTB
dengan SK ketua MUI/TK/I/NTB nomor : 18/MU/NTB/1983 tgl 26 April 1983. Juga
menjadi ketua Umum Majelis Ulama Daerah Bima tahun 1983. Disamping itu Almarhum
juga dipercayakan sebagai Directur Pendidikan Kader Ulama 1985.
Sejak
tahun 1967 Alm TGH Abdurrahman Idris menjadi Ketua Yayasan Pesantren Darul
Hikmah Bima sebagai menjadi mimpinan Pondok Pesantren Darul Hikmah Bima sampai
sekarang. Beberapa Madrasah Darul Hikmah yang didirikan Almarhum sampai saat
ini masih aktif dan tersebar di beberapa Kacamatan di Kota Bima dan Kabupaten
Bima.
Semasa
hidupnya Alm tidak pilih-pilih medan yang dimasukinya. Ia hanya memilih hidup
sebagai seorangrijal khairu ummat(ulama pemimpin ummat) yang lahir dari
pesantren.Rentetan kegiatan Alm. Tuan Imam hanya sepenggal saja dari sekian
banyak kegiatannya semasa hidup, Kini Alm telah istrahat panjang panjang di
hariban Ilahi.Tentu saja, Anugerah yang diberikan pemerintah terhadap Alm Tuan
Imam ini disambut baik masyarakat Bima umumnya.
Diriliskembalioleh
: ahyadin
alumni ppdh tahun 2016
(Sumber:Edisi
125, Tgl, 1-15 Mei 2006.
BIDIK Mata Hati Rakyat NTB)